MANFAAT DAN KEGUNAAN POHON JATI
Jati adalah sejenis pohon penghasil
kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai
tinggi 30-40 m. Berdaun besar, yang luruh di musim kemarau.
Jati dikenal dunia dengan nama
teak (bahasa Inggris). Nama ini berasal dari kata thekku (തേക്ക്) dalam
bahasa Malayalam, bahasa di negara bagian Kerala di India selatan. Nama
ilmiah jati adalah Tectona grandis L.f.
Jati dapat tumbuh di daerah
dengan curah hujan 1 500 – 2 000 mm/tahun dan suhu 27 – 36 °C baik di
dataran rendah maupun dataran tinggi.[1] Tempat yang paling baik untuk
pertumbuhan jati adalah tanah dengan pH 4.5 – 7 dan tidak dibanjiri
dengan air.[2] Jati memiliki daun berbentuk elips yang lebar dan dapat
mencapai 30 – 60 cm saat dewasa.[1]
Jati memiliki pertumbuhan yang
lambat dengan germinasi rendah (biasanya kurang dari 50%) yang membuat
proses propagasi secara alami menjadi sulit sehingga tidak cukup untuk
menutupi permintaan atas kayu jati.[3] Jati biasanya diproduksi secara
konvensional dengan menggunakan biji. Akan tetapi produksi bibit dengan
jumlah besar dalam waktu tertentu menjadi terbatas karena adanya lapisan
luar biji yang keras.[3] Beberapa alternatif telah dilakukan untuk
mengatasi lapisan ini seperti merendam biji dalam air, memanaskan biji
dengan api kecil atau pasir panas, serta menambahkan asam, basa, atau
bakteri.[4] Akan tetapi alternatif tersebut masih belum optimal untuk
menghasilkan jati dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak.[4]
Umumnya, Jati yang sedang dalam
proses pembibitan rentan terhadap beberapa penyakit antara lain leaf
spot disease yang disebabkan oleh Phomopsis sp., Colletotrichum
gloeosporioides, Alternaria sp., dan Curvularia sp., leaf rust yang
disebabkan oleh Olivea tectonea, dan powdery mildew yang disebabkan oleh
Uncinula tectonae.[5] Phomopsis sp. merupakan penginfeksi paling
banyak, tercatat 95% bibit terkena infeksi pada tahun 1993-1994.[5]
Infeksi tersebut terjadi pada bibit yang berumur 2 – 8 bulan.[5]
Karakterisasi dari infeksi ini adalah adanya necrosis berwarna coklat
muda pada pinggir daun yang kemudian secara bertahap menyebar ke
pelepah, infeksi kemudian menyebar ke bagian atas daun, petiol, dan
ujung batang yang mengakibatkan bagian daun dari batang tersebut
mengalami kekeringan.[5] Jika tidak disadari dan tidak dikontrol,
infeksi dari Phomopsis sp. akan menyebar sampai ke seluruh bibit
sehingga proses penanaman jati tidak bisa dilakukan.
![]() |
Pohon Jati (Tectona grandis) |
Manfaat Dari Akar Hingga Daun
Eksistensi
pohon jati sebagai penghasil kayu kualitas nomor wahid sudah tidak
diragukan lagi. Pohon jati memang sangat dikenal dengan hasil kayu yang
indah, awet, tahan terhadap serangan rayap dan cuaca. Pohon dengan nama
ilmiah Tectona grandis sp. ini mampu tumbuh hingga ratusan tahun dengan
ukuran yang besar dan tinggi sekitar 40-45 meter.Ciri-Ciri
Sebagai pohon penghasil kayu nomor satu kelas dunia, jati memiliki ciri-ciri khusus. Pohon tinggi besar dan lurus, memiliki lingkaran tahun, warna kayu coklat kuning hingga cokelat kemerahan, bentuk daun elips dengan ukuran 60-70x80-100cm untuk pohon muda dan akan mengecil saat pohon semakin tua berkisar 15x20cm, daun berbulu halus dan menghasilkan warna merah darah jika diremas.
Selain itu, kayu jati memiliki ciri khusus yang sangat unik. Hal ini pula yang membuat jati dijadikan kayu berkualitas tinggi. Permukaan kayu jati memiliki zat serupa minyak sehingga membuat kayu tampak indah tanpa harus divernis. Cukup diamplas, berbagai furniture maupun barang berbahan dasar kayu jati akan tampak indah. Terlebih, jika diletakkan di tempat beratap.
Kokoh dan "Tahan Api"
Pohon jati dapat dikatakan sebagai salah satu pohon yang paling peka terhadap perubahan cuaca. Hal ini terbukti dengan pengguguran daun saat kemarau untuk mengurangi penguapan melalui daun sehingga persediaan air tidak cepat habis. Jati cocok tumbuh di area tanah agak basa yang memiliki pH 6-8, mengandung kapur yang cukup banyak, mengandung fosfor, dan tidak terlalu tergenang air.
Jati merupakan kayu yang sangat kokoh dan keras. Pengolahan kayu jati harus dilakukan dengan telaten. Bahkan, para pekerja Inggris kala itu meminta upah lebih jika harus membuat barang berbahan jati. Tak jarang, kekerasan kayu jati mampu menghancurkan perkakas para pekerja. Kekokohan inilah yang membuat jati digunakan untuk membuat kapal laut VOC pada abad ke-17.
Selain digunakan sebagai bahan baku kapal-kapal laut, kayu jati digunakan untuk membuat konstruksi berat. Misalnya, pembuatan rel kereta dan jembatan. Di lingkungan rumah tangga, kayu jati digunakan untuk membuta berbagai furniture dan konstruksi bangunan. Kayu jati dipilih karena memiliki ketahanan luar biasa dan tahan terhadap perubahan cuaca serta serangan rayap.
Pohon jati boleh dikatakan sebagai kayu pertama yang tahan terhadap api atau tidak mudah terbakar. Hal ini terjadi karena jati memiliki kulit yang tebal. Tidak hanya kulit pohon, buah jati memiliki kulit tebal serta dilindungi tempurung cukup keras. Biji pohon jati tidak akan rusak saat terbakar karena hanya tempurungnya yang terbakar. Bila tempurung biji rusak, jati akan mudah bertunas saat hujan tiba.
Kegunaan Pohon Jati
Selain kuat, pohon jati memiliki banyak manfaat dari akar hingga daun. Berikut ini beberapa manfaat pohon jati.
Akar berguna sebagai pewarna. Sekitar abad ke-17, warga Sulawesi Selatan menggunakan akar jati untuk mewarnai anyaman. Warna yang dihasilkan adalah kuning dan kuning agak kecoklatan.
Pohon jati berguna untuk membuat berbagai konstruksi berat dan furniture. Selain itu, hasil seduhan kayu jati yang pahit dapat dijadikan sebagai penawar rasa sakit.
Ranting pohon jati berguna sebagai bahan bakar kualitas satu yang menghasilkan panas sangat tinggi sehingga dulu digunakan sebagai bahan bakar lokomotif uap.
Daun muda yang diseduh maupun ditumbuk berguna sebagai penawar rasa sakit.